Memilih Jalur Karir Anda
Written by Danny Pancho (sumber http://careers.jobstreet.co.id/job-search/choosing-your-career-path )
Pilihan karir Anda haruslah berdasarkan pada “kebahagiaan yang dirasakan dari pekerjaan”, “potensi
imbalan”, dan “peluang kesuksesan anda dalam pekerjaan tersebut”. Hal ini, kadang
berhubungan dengan jurusan dan derajat pendidikan anda, kadang tidak.
Dalam adat perkuliahan, kita biasanya diarahkan atau didikte
jalan karir kita, biasanya sesuai dengan jurusan. Hal begituan sekarang tidak
lagi sebuah patokan yang pasti, syukurlah, berkat Allah yang mengaruniakan kemajuan
teknologi, meningkatnya keberagaman jenis pekerjaan, banyaknya persyaratan
keterampilan yang ditunjang dengan peluang belajar yang cukup singkat. Lulusan
agribisnis sekarang bisa jadi web programmer, perawat bisa jadi encoder
(programmer), insinyur pun bisa jadi orang HRD professional, sarjana biologi jadi
pegawai bank, dan lain sebagainya.
Civil engineer student - engineer - HR professional --> nggak nyambung tapi ada
Di jaman sekarang ini, hanya karir yang benar-benar "terspesialisasi"-(semisal bidang hukum, kesehatan, keteknikan dan semacamnya)-lah
yang memiliki persyaratan latar belakang pendidikan yang ketat. Perusahaan
sekarang (terutama) cenderung menganggap bahwa pendidikan perkuliahan adalah
pondasi dasar untuk membangun keterampilan dasar karyawan, sementara nantinya
sebelum masuk dunia kerja, calon karyawan akan dibekali dengan keterampilan
yang lebih spesifik. Jika anda dapat berkomunikasi dengan baik, bisa berhitung
dengan baik, dan memiliki keterampilan analisis dan pemahaman yang mendalam,
anda pasti akan memiliki kesempatan yang cukup bagus untuk mendapatkan
pekerjaan, tidak peduli latar belakang ataupun title anda.
Graduate + Additional Skill = Employee
Perkembangan ini sekarang menjadi dilemma bagi para lulusan
perguruan tinggi. Mau lanjut ke pekerjaan yang sesuai dengan apa yang telah
dipelajari dan dipersiapkan selama empat sampai lima tahun di perkuliahan? Atau
memilih bereksplorasi lebih jauh ke peluang-peluang pekerjaan yang tak terkait
dengan jurusan anda? Jika anda memilih untuk bereksplorasi, seberapa besarkah
peluang kesuksesan mu?
Untuk membantumu menemukan jawabannya, anda harus bertanya
dan menjawab pertanyaan berikut ini pada diri anda sendiri:
Pertanyaan 1: Apa sih sebenarnya yang menjadi ketertarikan dan
kegemaran saya dalam hidup ini?
Akankah saya bahagia jika mengambil pekerjaan
tersebut?
Beberapa orang masuk ke kampus dan dunia
perkuliahan namun masih memiliki keraguan akan masa depan mereka, belum
memiliki gambaran yang jelas, atau bahkan kurang mengerti potensi dirinya
sendiri dan mengapa mengambil jurusan tersebut. Belum paham benar, ingin
menjadi apa di dalam kehidupan mereka? Inilah sebuah kelemahan yang membuat
miris, karena sejak tahun pertama perkuliahan adalah langkah awal kita menjadi
seorang dewasa, dan langkah tersebut benar-benar berdampak besar pada kehidupan
dewasa kita. Mungkin ada pengaruh orang tua, ( ayah saya pengacara, saya juga
ingin jadi pengacara.) pengaruh teman sebaya (teman-teman saya pada masuk
teknik, jadi saya ikut saja). Kadang ada yang beranggapan bahwa itu adalah
alasan yang keren untuk diambil.
Jika Anda mengambil alasan yang Anda inginkan, dan YAKIN bahwa Anda akan BAHAGIA dalam menjalaninya seumur hidup Anda, maka
ambillah pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan Anda.
Namun jika Anda merasa pilihan tersebut bukanlah
pilihan yang baik, dan pekerjaan yang berkaitan dengan itu akan membuat Anda merana dan tidak bahagia, maka pertimbangkanlah untuk mengambil pekerjaan yang
benar-benar Anda sukai meskipun tidak ada hubungannya dengan gelar Anda.
Jika
Anda masih belum menguasai atau belum memiliki keterampilan yang sesuai untuk pekerjaan tersebut, maka ambillah
kursus-kursus yang lebih spesifik, sesuai kesukaan Anda walaupun tidak sesuai
dengan jurusan Anda. INVESTASI KECIL itu akan memberikan perbedaan yang berlanjut HINGGA AKHIR HAYAT. Pemberi kerja yang prospektif bahkan mungkin menghargai diri
anda, atas kejujuran anda atas diri anda sendiri, dan memiliki kekuatan dan keberanian
untuk melakukan koreksi, kemudian mengambil jalan yang membuat hidup anda lebih
bahagia dan bermakna.
Sedikit cerita. Sebentar aja, Cuma satu
paragraf . Waktu kami dulu membuka usaha desain dan produksi web,
kira-kira setahun yang lalu, salah satu pelamar lowongan desainer web adalah
seorang cewe lulusan akuntansi, dan sudah pernah bekerja untuk sebuah bank yang
cukup ternama. Dia sangat menyukai internet, sangat sangat sangat suka,
sehingga dia ambil kursus desain web setelah jam kantor, dan selanjutnya dia
mendesain dan mengembangkan laman web pribadinya.
(Koreksi. Dua paragraph ding. Peace ya V(^_^ ) ). Skill si cewe pelamar tadi masih
kasar dan kalau dibandingkan dengan pelamar yang lain, dia masih terbilang
terbatas. Bagaimanapun, minat dan komitmennya untuk belajar terpancar dari
sorot matanya, maka dia pun kami pekerjakan. Dalam beberapa bulan, sejumlah
training dan pendalaman membuat si cewe terpoles lebih halus lagi,
membuatnya lebih skillful, terampil dan lebih berpengalaman dalam performanya sebagai
co-worker desainer web.
Pertanyaan 2: Karir yang akan kuambil, apakah itu akan
memberikan imbalan financial?
Salah satu faktor penentu dalam memilih sebuah kursus atau pelatihan adalah KELAYAKAN FINANSIAL. Apakah ia layak
diambil atau tidak. Akankah pelatihan tersebut meningkatkan
peluang mendapatkan kerja atau tidak. Kapankah MODAL yang dikeluarkan untuk
biaya pelatihan akan KEMBALI, dalam bentuk apa ia kembali? Hal-hal semacam itu
memicu pendaftaran masal pada jurusan-jurusan keperawatan, terapi fisik (pijat,
massage, tata rias, dll), pemrograman komputer, dan berbagai jurusan lain,
terutama yang sedang ngetrend. Padahal di kemudian hari, berlebihnya pasokan
lulusan dan merosotnya lowongan di bidang teresebut akan memaksa para sarjana dari bidang-bidang
yang “jenuh”(terlalu banyak lulusannya) untuk beralih karir.
Tanyakanlah pada diri Anda sendiri, apakah
karir yang Anda pilih memiliki keberlangsungan financial? Mampukah ia menghidupi Anda? Jawaban
jujur anda, bersama dengan jawaban-jawaban atas pertanyaan lain di atas, akan
mengarahkan anda ke jalur karir yang benar.
Pertanyaan 3 : Apakah aku memiliki suatu kelebihan untuk
mengejar karir impianku?
Atau justru memiliki kekurangan? Seberapa besarkah
peluang sukses saya?
Jika Anda memutuskan untuk mengambil
jenis pekerjaan yang tidak berkaitan dengan jurusan Anda, periksalah kompetisi
untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Apakah BACKGROUND JURUSAN Anda akan jadi
penghalang atau justru meningkatkan peluang? Sarjana Teknik yang
mencoba masuk Manajemen HRD kemungkinan memiliki skill menghadapi dan menilai orang yang lebih rendah jika dibandingkan dengan lulusan Psikologi. Bagaimanapun, dia mungkin akan
memiliki peluang yang lebih bagus dalam Sistem HRD, karena dia memiliki
kompensasi kekuatan di bidang hitungan matematis. Faktanya, banyak Sarjana
Teknik yang cukup unggul di bidang profesi HRD umumnya mengawali karir mereka
dari kompensasi tersebut.
Sementara itu, beberapa jenis pekerjaan
menawarkan awal yang setara bagi semua Cakar (calon karyawan), tanpa memandang
background jurusan atau kursus yang pernah diikuti. Sekertaris, Juru tulis,
petugas administrasi adalah beberapa contoh yang mirip-mirip, di berbagai
divisi / bidang pekerjaan, kebanyakan mencakup job desk input data, menyiapkan
laporan, menjaga laporan-laporan dan catatan, koordinasi dan semacamnya. Jika
Anda merasa puas menjalani pekerjaan semacam itu sepanjang hidupmu, maka
tidak perlu khawatir tentang apakah Anda memiliki keunggulan kompetitif atau
tidak. Namun jika Anda ingin tambahan, peningkatan skill atau pengetahuan,
maka engkau perlu mencarinya secara mendalam.
Jika dirangkum, kira-kira pertanyaan diatas
bisa member arahan untukmu seperti ini:
Apakah
engkau bahagia dengan jurusan yang engkau ambil, dengan kursus yang engkau
bayar selama ini, dan engkau mencari sebuah karir yang terkait dengan itu? Jika
YA, lanjut kepertanyaan selanjutnya : Apakah Anda pikir anda akan bahagia
dengan potensi imbalan financial / GAJI yang ditawarkan
pekerjaan tersebut? Jika Anda YAKIN Anda akan bahagia, maka TEKUNILAH jalan
itu.
Jika
Anda tidak ingin karir yang terkait dengan Jurusan, maka LIHATLAH
pilihan-pilihan yang Anda punya. Evaluasilah, apakah ada tingkat-tingkat
kompetisi di pekerjaan incaran Anda itu, dan apakah engkau punya KELEBIHAN atau justru
KELEMAHAN jika masuk dalam kompetisi tersebut. Jika peluang tiap pelamar sama,
dan titel atau jurusan Anda memberikan nilai tambah, maka ambillah jalur itu.
Namun
jika Anda merasa tidak dapat memenangkan kompetisi tersebut, maka TINJAU KEMBALI peluang Anda untuk MENGEJAR dan mendapatkannya. Langkah apa yang harus
ditempuh, POTENSI mana yang harus ditingkatkan kembali, dan apakah Anda ingin
mengambil peluang tersebut. Jika engkau ingin, maka SILAHKAN Pilih jalur
karir ini. Jika tidak, maka carilah lagi alternative lain dan tanyakanlah
kembali tiga pertanyaan tadi hingga mendapatkan respon jujur yang positif.
Analisis
terakhir, pilihan karir kita seharusnya didasarkan pada PERASAAN BAHAGIA yang kita dapat dari pekerjaan tersebut, imbalan yang akan didapat, dan peluang kita untuk terus berkembang hingga sukses. Jangan pernah terima lowongan hanya
karena ia cocok dengan latar belakang jurusan atau karena lowongan tersebut
adalah yang pertama yang kita rasa bisa kita capai. Untuk mereka yang belum
terlambat mencari kerja, nyamankanlah hati anda, buatlah pencarian jiwa yang
sungguh-sungguh, sehingga Anda akan membuat keputusan yang takkan Anda sesali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar